Ternate, SMANTIG – Siswa SMA Negeri 3 Kota Ternate berhasil menyabet dua medali dalam pelaksanaan Open Turnamen Karate Antar Pelajar Piala Walikota Cup I 2023 dalam rangka Hari Jadi Kota Ternate Ke 773 yang diselenggarakan di GOR Sport Hall Ternate pada tanggal 27 – 29 Desember 2023.
Siswa-siswa tersebut yaitu IRWANSYAH PUTRA ISNAIN yang berhasil menjadi juara 1 dan meraih Medali Emas pada Kategori Kumite Junior 61-KG Putra dan M. RIFAN HARBUN yang berhasil menjadi juara II dan meraih Medali Perak pada Kategori Kumite Junior 61-KG Putra.
Semoga prestasi yang diraih menjadi pemantik semangat buat siswa- siswi SMA Negeri 3 Kota Ternate agar bisa lebih giat lagi mengikuti turnamen-turnamen berikut dengan hasil yang memuaskan. (Humas SMANTIG Ternate)
Panitia kejuaraan karate antar pelajar di Kota Ternate pada Piala Walikota Cup I 2023 dinilai tidak profesional dalam menyelenggarakan pertandingan. Akibatnya sebagian peserta atlit merasa dirugikan.
Dimana, pertandingan yang dilangsungkan di GOR (Gelangan Olahraga) Kelurahan Ubo – Ubo, Kecamatan Ternate Selatan pada 27 – 29 Desember 2023 tersebut. Oleh panitia dinilai bertindak tak sesuai komitmen awal.
Rizka Amal salah satu orang tua peserta kepada wartawan, Minggu (31/12/2023) mengaku tidak profesionalnya pihak panitia mulai terlihat dari awal mula pendaftaran hingga pengumuman juara berupa penyerahan medali dan sertifikat yang dinilai janggal.
Pertama; undangan dan proposal yang dikeluarkan oleh pihak panitia tertulis pertandingan khusus untuk para pelajar yang tentunya mewakili sekolah asal, akan tetapi selanjutnya masuk pada hasil sharing justru berubah, pihak panitia justru mengatakan bukan mewakili sekolah tetapi perguruan.
Kecurangan selanjutnya yakni pada hari pertama proses Technical Meeting turnamen pihak panitia para peserta yang akan saling bertanding malah dibuat antar kelompok tak seperti yang seharusnya yaitu pertandingan sesama jenjang sekolah seperti yang sudah diatur dan disepakati bersama sebelumnya.
Terlihat di hari terakhir pertandingan saat pengalungan medali hingga perengkingan juara dan sertifikat, pihak panitia mengumumkan hasil peserta bukan mewakili asal sekolah malah asal perguruan
“Jadi saat penyerahan medali nama atlet disebut dari perguruan, ini kan keliru di awal turnamen ini diperuntukkan tingkat sekolah atau pelajar bukan perguruannya,” kesal Rizka yang juga seorang pelatih karate yang cukup dikenal oleh masyarakat Kota Ternate.
“Padahal semua anak-anak yang ikut turnamen itu semuanya membawa nama sekolah meraka masing-masing bukan membawa nama perguruan,” sambungnya.
Tindakan panitia penyelenggara tersebut, bahkan dianggap merugikan dirinya, ini terlihat dari anaknya yang bernama Nurulhujaifa Humah yang bertanding pada Kategori Kata Perorangan Kadet Putri dengan mendapatkan juara 1 akan tetapi dibatalkan oleh pihak panitia dengan alasan masih SD dan antar pelajar.
(Lalu mereka umumkan) yang juara 2 naik jadi juara 1. Emang anak SD bukan pelajar?,” tanya Rizkal.
Menurutnya, tindakan pihak panitia ini dianggap terlalu buru – buru bahkan dianggap tak paham soal penyelenggaraan turnamen karena ada sebagian atletnya tidak dipanggil dalam proses pengalungan medali.
Selain itu piagam penghargaan yang diterima anaknya juga dinilai cacat secara aturan karena ditandatangani oleh orang yang mengatasnamakan Ketua Forki Kota Ternate.
“Lalu piagam penghargaan ditandatangani oleh Rustam P Mahli dengan mengatasnamakan Ketua Forki Kota Ternate. Sejak kapan Pak Rustam jadi Ketua Forki Kota Ternate? yang ada ketua terpilih itu pak Samin Marsaoly tetapi bahwasanya beliau sudah mengundurkan diri otomatis tidak ada ketua Forki Ternate, ngaco saja panitia ini,” kesal Rizka.
Selaku orang tua peserta, Rizka berharap Wali Kota Ternate M. Tauhid Soleman agar mengevaluasi pihak panitia pelaksana agar kedepannya kejadian seperti itu tidak terulang.
Karena ujar dia, turnamen antar pelajar piala Walikota Cup I 2023 ini akan dijadikan sebagai pertandingan seleksi Popda 2024 kedepannya nanti.
” Selaku orang tua peserta kami meminta pak Wali Kota untuk mengevaluasi panitia penyelenggara karena kami maupun ada pihak guru lain merasa dipermainkan dan terkesan ditipu, mengapa demikian karena pelaksanaan event seperti saja cacat prosedural saja,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Panitia Sadam saat dikonfirmasi wartawan atas dugaan tidak profesional dalam menyelenggarakan turnamen tersebut memilih tak memberi penjelasan soal itu.
“Saya masih dalam perjalanan ke tempat tugas jadi belum bisa pak. Mohon maaf sebelumnya. Sudah saya infokan ke Sense Dedy jadi langsung hubungi beliau saja pak,” singkat Sadam. (**)