Arsip Tag: Penyakit Tular Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

Penyakit Menular, Jenis dan Penanggulangannya

Penyakit Menular adalah penyakit yang disebut juga infeksi; yang dapat menular ke manusia dimana disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit; bukan disebabkan faktor fisik atau kimia; penularan bisa langsung atau melalui media atau vektor dan binatang pembawa penyakit.

Penyakit menular masih menjadi masalah besar kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang efektif dan efisien.

Penyakit menular bisa menjadi wabah; adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. COVID-19 yang disebabkan oleh penularan dan infeksi Virus SARSCoV2 merupakan contoh penyakit menular yang telah menjadi wabah bahkan pandemi yang melanda hampir seluruh penjuru dunia.

Jenis Penyakit Menular :
Berdasarkan cara penularannya, Penyakit Menular dikelompokkan menjadi:
a. Penyakit Menular Langsung; dan
b. Penyakit Tular Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

Penyakit menular langsung sebagaimana dimaksud terdiri atas:
Beberpa penyeakit menular langsung, antara lain : Difteri; Pertusis; Tetanus; Polio; Campak; Typhoid; Kolera: Rubella; Yellow Fever; Influensa; Meningitis; Tuberkulosis; Hepatitis; penyakit akibat Pneumokokus; penyakit akibat Rotavirus; penyakit akibat Human Papiloma Virus (HPV); penyakit virus ebola; MERS-CoV; Infeksi Saluran Pencernaan; Infeksi Menular Seksual; Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV); Infeksi Saluran Pernafasan; Kusta; dan Frambusia.

Jenis penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit terdiri atas:
Beberapa penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit antara lain : Malaria; Demam Berdarah (DBD); hikungunya; Filariasis dan Kecacingan; Schistosomiasis; Japanese Enchepalitis; Rabies; Antraks; Pes; Toxoplasma; dll.

Penanggulangan penyakit Menular
Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah.

) Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dilakukan melalui beberpa kegiatan :

promosi kesehatan;
surveilans kesehatan;
pengendalian faktor risiko;
penemuan kasus;
penanganan kasus;
pemberian kekebalan (imunisasi)
pemberian obat pencegahan secara massal;
2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;(PHBS); paling sedikit berupa:

1.Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS);
2.pemberantasan jentik nyamuk;
3.menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga;
4.mengkonsumsi makanan Gizi Seimbang;
5.melakukan Aktivitas Fisik setiap hari;
6.menggunakan jamban sehat;
7.menjaga dan memperhatikan kesehatan reproduksi; dan
8.mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.
3) Mengurangi Kontak.
Pencegahan penyakit menular dapat diupayakan melalui perilaku mengurangi kontak; yaitu mengurangi kontak dengan orang yang sakit dan mengurangi kontak dengan binatang pembawa penyakit. Perilaku mengurangi kontak anatara lain : mengenakan masker, menjaga jarak, dan tidak mengunjungi tempat yang sedang terdapat wabah.

1.Pengendalian faktor risiko ditujukan untuk memutus rantai penularan dengan cara: 2.perbaikan kualitas media lingkungan; 3.pengendalian vektor dan binatang pembawa 4.penyakit; rekayasa lingkungan. Sedangkan 5.pemberian vaksin untuk mencegah dan menangkal terjadinya penyakit tertentu.

Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu antigen, sehingga jika terpapar olen antigen yang sama tidak terjadi infeksi.

Pencegahan dengan vaksin relatif lebih baik; namun proses pembuatan vaksin sejak munculnya penularan atau infeksi; cukup lama dan punya perjalanan panjang dengan berbagai tahapan. Pembuatan vaksin selain memakan waktu yang lama juga memerlukan biaya tinggi, dimulai dengan identifikasi virus atau mikroorganisme, pembuatan, percobaan pada hewan, percobaan pada manusia, sampai dinyatakan aman untuk digunakan sebagai vaksin.

Kebersihan lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, lingkungan yang kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit atau yang biasa disebut dengan penyakit berbasis lingkungan (PBL). Jenis PBL, diantaranya demam berdarah (DB), malaria, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), diare, tuberkulosis paru, penyakit kulit, cacingan, leptospirosis,- dan filariasis. Berbagai PBL tersebut dapat dicegah dengan perilaku hidup yang bersih dan sehat (PHBS).

Salah satu daerah di Indonesia yang rentan terhadap PBL adalah Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Untuk itu, mahasiswa Program Doktor Ilmu Biomedik (PDIB) bersama dengan Program Sarjana dari Program Studi Kedokteran dan Biologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melaksanakan kegiatan kepedulian kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi kesehatan dengan tema “Menggugah kesadaran masyarakat di Kelurahan Panjunan Wilayah Pesisir Cirebon terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan” pada, Sabtu (03/09).

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) UI, Dr. Melva Louisa, S.Si, M.Biomed., mengatakan, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi salah satu upaya dalam mencegah infeksi penyakit berbasis lingkungan. PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikan berdasarkan kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, kelompok, atapun masyarakat luas agar peduli dan mengutamakan kesehatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih berkualitas.

Lebih lanjut, PHBS dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum. Lingkungan rumah tangga (keluarga) merupakan unit yang sangat berperan dalam penerapan kebiasaan PHBS. Oleh karena itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang PHBS merupakan langkah penting untuk pencegahan penyakit berbasis lingkungan.

Ada 10 indikator dalam penerapan PHBS, yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, ketersediaan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Sebelum acara sosialisasi dimulai, pengmas yang dihadiri sebanyak 100 peserta ini dilakukan pemeriksaan kesehatan pada setiap peserta. Pemeriksaan meliputi tekanan darah, gula darah, dan pemberian multivitamin.

 

Selanjutnya, paparan materi disampaikan perwakilan mahasiswa PDIB, yaitu dr. Rebecca Angka, M.Biomed. Materi sosialisasi dilanjutkan dengan pemeriksaan kualitas air dan keberadaan larva nyamuk di dalam air, yang disampaikan oleh Anom Bowo Laksono, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Seluruh peserta juga diajak untuk kembali belajar cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan menggunakan sabun serta air mengalir. Praktek mencuci tangan dipandu oleh Aurelia dari Program Sarjana Kedokteran.

Kepala Tata Usaha Puskesmas Pesisir, Molly Umairi, SKM, S.ST, M.Kes., dalam sambutuannya mengatakan, setiap tahun gambaran perilakuk hidup bersih dan sehat masyarakat di Kelurahan Panjunan selalu rutin dipotret setiap tahunnya. “Kader kesehatan di Kelurahan Panjunan telah ikut berpartisipasi aktif menjadi perpanjangan tangan dari puskesmas dalam menjangkau warga untuk melakukan promosi kesehatan dan salah satunya adalah tentang PHBS,” kata Molly.

 

Lurah Panjunan, Wantori, SE, M.M., menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan kesempatan yang diberikan oleh UI dalam mensosialisasikan tentang penyakit berbasis lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. “Semoga sosialisasi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk masyarakat terutama kader kesehatan Kelurahan Panjunan yang hadir pada kesempatan ini,” ujarnya.